aku

Selasa, 28 Desember 2010

seliNtas CERITA

Ada seorang perempuan memberikan tantangan kepada pacarnya untuk hidup tanpa drinya, untuk tidak ada komunikasi sama sekali antara mereka selama sehari.. Dia berkata pada pacarnya, kalau kamu bisa melewati itu, aku akan mencintai kamu selama nya.. Si cowoknya pun setuju„ dia tidak sms/telpon ceweknya seharian.. Tanpa dia ketahui bahwa ceweknya hanya memiliki 24 jam untuk hidup, karena dia terkena kanker.. Keesokkan harinya cowoknya pergi ke rumah ceweknya. Air matanya pun tiba tiba menetes melihat ceweknya sudah terbaring dengan surat di tangannya yang tertulis “Kamu Berhasil Sayang, bisakah kamu lakukan itu stiap hari?? I LOVE YOU..”

jangan terlalu percaya laen critanya buat pengetahuan buat pengetahuan


Ramalan Bangsa Maya mengatakan : Akhir dunia akan ditandai dengan perselisihan dan perang nuklir

Dalam Berbagai Ajaran Agama, semua yang bermula pasti akan berakhir. Seperti halnya ada siang akan diikuti oleh malam, adanya sehat pasti akan diikuti datangnya sakit dan adanya sifat jahat pasti akan diimbangi oleh kebaikan. Tinggal bagimana kit amenyikapi semua hal tersebut untuk tetap menjaganya sesuai dengan kehidupan seperti apa yang kita inginkan.

Ada sebuah cerita dan ramalan menarik yang dapat diambil dari setiap ajaran agama dan ramalan para ahli sufi. Dalam mitos-mitos kuno, setiap masa atau kaum memiliki era dan kepercayaan bagimana dunia akan berakhir. Namun disetiap waktunya ramalan tersebut menjadi satu hal yang patut diperhitungkan dan mana yang benar. Menurut para ahli arkeolog, Ramalan Nostradamus dan Para Sufi Bangsa Mayalah yang paling tersohor.

Kalender Bangsa Maya hingga saat ini disebutkan adalah kalender yang paling akurat yang pernah ada di bumi. Sudah banyak kejadian dan fenomena mereka kumpukan dan diterangkan dalam sebuah simbol-simbol dan karakter untuk meramal kehidupan budaya dan akhir jaman. Salah satunya perhitungan kalender menyebutkan bahwa tepatnya tanggal 21 Desember 2012, merupakan “End of Times”. Maksud kata ini masih banyak diperdebatkan oleh para ilmuwan dan arkeolog namun makna tersebut salah satunya dimaknai sebagai berakhirnya kehidupan manusia di bumi.

Seperti mengingat kisah nabi Nuh (Noah), pada saat itu, seluruh kehidupan manusia telah musnah. Akibat sebuah bencana yang disebut karena azab, hanya umat nabi Nuh yang hidup dan selamat. Tidak hanya sekali itu, menurut catatan sejarah tlah sebanyak 81 kali kehidupan dibumi membuat seperti siklus. Kehidupan satu muncul dan khiudpan lainnya dihancurkan. Akankah kehidupan manusia di lima tahun mendatang musnah?

”Ketika ramalan demi ramalan saya artikan tersembunyi sebuah makna bahwa perang dunia ketiga akan segera terjadi,” kata Doktor Michael Ratherford seoarang arkeolog yang mempelajari manuskrip Nostradamus sejak 1975. Selanjutnya kisah yang ia tangkap dari ramalan tersebut ditulisnya dalam bentuk buku yang berjudul The Nostradamus Code: World War III.

Tumpukan manuskrip yang ditulis oleh Michel de Nostradame, atau lebih dikenal Nostradamus (1503-1566) itu ditemukan oleh anggota dari Italian National Library di Roma. Temuan besar pada Mei 2005 tersebut memberikan makna yang lebih besar sekarang dengan sebutan The Nostradamus Code. Untuk memahaminya, Ratherford menggunakan sebuah teknik analisa seni dan bilangan alogaritma. Data yang dihasilkan dapat dianalisis dalam waktu 10 menit. Dalam buku disebutkan permusuhan dan perkelahian akan berkecamuk dan perang dunia ketiga akan terjadi.

Salah satu terpanas yang saat ini sedikit menyingggung dan benar-benar menjadi tanda dibahas dalam BAB empat buku tersebut. BAB tersebut membahas kapan waktu permasalahan timbul. Dalam syair ke 3 dan 4 Nostradamus Code menyebutkan pada abad ke 20 perselisihan akan banyak terjadi. Pemimpin yang gila meluncurkan bom nuklir ke daerah Mediterania dan Eropa. Selama periode kegelisahan tersebut pemimpin negara di Timur Tengah mampu mendapatkan senjata nuklir. Dia kemudian melakukan sesuatu hal yang kecil dan tidak akan ragu lagi menggunakan senjata untuk peperangan.

Selain itu dalam syair ke 67 disebutkan sumber bencana seperti gunung api, gempabumi, banjir dan musim kekeringan akan semakin dirasakan oleh seluruh umat manusia. Bencana-bencana tersebut akan menyebabkan pertikaian semakin besar dan konflik sosial semakin parah. Amerika disebutkan akan mengalami kondisi yang paling parah terhadap bencana alam seperti gempabumi dan banjir. Pada waktu itu kondisinya akan penuh konflik, keputusasaan dan kesengsaraan. Akibat bencana yang besar tersebut Amerika akan Bangkrut dan struktur politik serta sosialnya melemah.

Tanda lain yang disebutkan dalam syair ke 23 dan 81 disebutkan bahwa kepercayaan anti terhadap keberadaan Tuhan akan kembali meningkat di Timur Tengah. Kepercayaan ini kemudian akan merambah keberbagai penjuru seperti Eropa, dan Wilayah Mediterania. Tanda lainnya adalah untuk negara ke tiga dunia, para pemimpinnya akan saling berselisih. Selain itu masih banyak lagi sumber masalah yang menjadi tanda perang dunia ke tiga untuk menuju akhir dunia.

”Rangkuman dalam buku ini hampir sama penggambarannya seperti dalam kepercayaan Tuhan yang terangkum di umat nabi Musa, di Injil atau Islam,” kata Ratherford. Dalam sampel buku yang diterbitkannya tersebut ia tidak menyebutkan apakah Nostradamus menyebutkan waktu akhir dunia seperti bangsa Maya atau tidak. Namun setiap BAB yang diterangkannya bahwa keterangan kapan akhir dunia ini akan terjadi sudah sangat dekat.

Pemusnahan Berkali-kali

Didalam beberapa mitologi-mitologi kuno bahwa bumi ini pernah dilanda banjir dahsyat yang mengerikan, hampir semua peradaban-peradaban zaman dulu ada cerita tentang bencana yang satu ini, misalnya diantara lebih dari 130 suku Indian di Benua Amerika hampir tidak ada suku yang tidak memitoskan banjir dahsyat sebagai topik.

Mari ingat Kisah Nabi Nuh (Noah). Dikisahkan didalam Al-Qur’an maupun Bible, bahwa seluruh peradaban manusia pada saat itu musnah, terkecuali bagi orang-orang yang percaya pada ajaran Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Nuh yang selamat dari bencana air bah yang maha dahsyat itu.

Di sekitar pedalaman kaki Gunung Himalaya, Tibet misalnya, orang-orang menjumpai sebuah suku, keturunan dan rupa mereka hampir mirip dengan orang Yunani. Konon katanya, mereka adalah orang-orang yang beruntung masih hidup atas peristiwa banjir yang dahsyat itu.

Pada tahun 1986, kantor berita pemerintah Turki menyatakan bahwa 5.200 meter di atas permukaan laut puncak gunung (Ararat), telah ditemukan sebuah benda yang mirip dengan perahu Nabi Nuh yang berbentuk persegi empat, lalu mengambil gambarnya dari angkasa, dan panjang perahunya sesuai dengan yang dicatat dalam kitab suci.

Adalah sebuah artikel menarik, menurut penuturan dari Master Li Hongzhi (pendiri Falun Gong/Falun Dafa) dalam buku Zhuan Falun Ceramah I halaman 22. Beliau menuturkan bahwa peradaban dimuka bumi ini setidaknya telah dihancurkan kurang lebih sebanyak 81 kali mengalami kemusnahan total.

Lalu kenapa manusia bisa mengalami bencana itu? Mitologi dari setiap negara mempunyai penjelasan yang sama terhadap hal ini. Semua ini dikarenakan kemerosotan dan kebejatan manusia, lalu Sang Penguasa Alam Semesta memutuskan untuk menghukum manusia.

Dikisahkan pada zaman nabi-nabi terdahulu, ada yang disebut sebagai zaman edan dan zaman fitrah kembali, sehabis zaman edan akan kembali lagi ke zaman fitrah sampai saatnya tiba alam semesta ini benar-benar akan dihancurkan secara keseluruhan.

Ketika suatu zaman dimana manusia telah menunjukkan kemerosotan moral yang luar biasa (zaman edan), Sang Pencipta memutuskan untuk mengakhiri peradaban tersebut dengan mengirimkan beberapa bencana besar yang akhirnya mengakhiri kehidupan dimuka bumi pada saat itu.

Hanya beberapa oranglah yang disisakan untuk memulai peradaban baru selanjutnya. Pada waktu peradaban baru ini lahir, hati orang-orang yang berhasil terselamatkan tersebut kembali dalam keadaan bersih/fitrah (setelah bertobat) karena telah disadarkan oleh rentetan bencana mengerikan yang menimpanya dimasa silam.

Pada saat ini, dimana tanda-tanda zaman edan telah dapat terlihat dengan begitu jelas, mungkin kembali saatnya peradaban pada saat ini harus kembali diakhiri, dan akan digantikan dengan sebuah peradaban baru yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sebelumnya. (mungkin manusia-manusia yang akan datang akan mengenal sisa-sisa peradaban kita sebagai sebuah peradaban maju yang hilang ditelan masa, seperti halnya kisah mengenai peradaban Atlantis dan Lemuria yang tenggelam dimasa silam).

Tahun 2012 Bumi akan dihancurkan kembali?

Pada sistem penanggalan didalam Kalender Bangsa Maya/Maya Calendar yg merupakan kalender paling akurat hingga kini yg pernah ada di bumi. (Perhitungan Maya Calendar dari 3113 SM sampai 2012 M), mereka (Bangsa Maya) menyatakan pada tahun 2012, tepatnya tanggal 21 Desember 2012, merupakan “End of Times”. Maksud dari “End of Times” itu sendiri masih diperdebatkan oleh para ilmuwan, dan arkeolog.

Ada yang menyatakan bahwa maksudnya adalah :

1. Berhentinya waktu (bumi berhenti berputar)
2. Peralihan dari Zaman Pisces ke Aquarius
3. Peralihan dari Abad Silver ke Abad keemasan
4. End of Times = End of the World as we know it
5. Akan ada sebuah galactic Wave yang besar, yang memberhentikan semua kegiatan di muka bumi ini, termasuk kemusnahan manusia
6. Perubahan dari dimensi 3 ke dimensi 4, bahkan 5
7. Kehidupan manusia meningkat dari level dimensi 3, ke 4, DNA manusia meningkat dari strain 2 ke 12, sehingga manusia dapat menggunakan telepati bahkan telekinesis
8. Ada yang menyatakan tidak akan terjadi apa-apa
9. Ada yang menyatakan waktu sudah tidak akan berlaku, jadi waktu tidak linear, tetapi bisa berubah-ubah, sesuai dengan waktu yang kita alami, karena ditemukannya mesin waktu
10. Ditemukannya mesin waktu dan stargate
11. Manusia sudah dapat melakukan transportasi ke galaxi lain, melalui stargate
12. Bangkitnya messiah, yang akan menyelamatkan manusia dari kehancuran
13. Kebangkitan Isa AS / Jesus
14. First Contact pertama kali peradaban manusia dengan Alien/UFO
15. Manusia bergabung dengan komunitas antar galaxi pertama kali, manusia = galaxy being

Dalam kalender bangsa Maya yang sangat tersohor itu, diramalkan bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan “dimurnikan”, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru.

Dalam sejarah peradaban kuno dunia, bangsa Maya dikenal menguasai pengetahuan tentang ilmu falak yang khusus dan mendalam, sistem penanggalan yang sempurna, penghitungan perbintangan yang rumit serta metode pemikiran abstrak yang tinggi. Kesempurnaan dan akurasi dari pada penanggalannya membuat orang takjub.

Sekelompok masyarakat yang misterius ini tinggal di wilayah selatan Mexico sekarang (Yucatan) Guetemala, bagian utara Belize dan bagian barat Honduras. Banyak sekali pyramid, kuil dan bangunan-bangunan kuno yang dibangun oleh Maya yang masih dapat ditemui di sana. Banyak juga batu-batu pahatan dan tulisan-tulisan misterius pada meja-meja yang ditinggalkan mereka.

Para arkeolog percaya bahwa Maya mempunyai peradaban yang luar biasa. Hal itu bisa dilihat dari peninggalannya seperti buku-bukunya, meja-meja batu dan cerita-cerita yang bersifat mistik. Tetapi sayang sekali buku-buku mereka di perpustakaan Maya semuanya sudah dibakar oleh tentara Spanyol ketika menyerang sesudah tahun 1517. Hanya beberapa tulisan pada meja-meja dan beberapa system kalender yang membingungkan tersisa sampai sekarang.

Seorang sejarahwan Amerika, Dr. Jose Arguelles mengabdikan dirinya untuk meneliti peradaban bangsa ini. Ia mendalami ramalan Maya yang dibangun di atas fondasi kalender yang dibuat bangsa itu, dimana prediksi semacam ini persis seperti cara penghitungan Tiongkok, ala Zhou Yi. Kalendernya, secara garis besar menggambarkan siklus hukum benda langit dan hubungannya dengan perubahan manusia.

Dalam karya Arguelles, The Mayan Factor: Path Beyong Technology yang diterbitkan oleh Bear & Company pada 1973, disebutkan dalam penanggalan Maya tercatat bahwa sistim galaksi tata surya kita sedang mengalami ‘The Great Cycle’ (siklus besar) yang berjangka lima ribu dua ratus tahun lebih. Waktunya dari 3113 SM sampai 2012 M. Dalam siklus besar ini, tata surya dan bumi sedang bergerak melintasi sebuah sinar galaksi (Galatic Beam) yang berasal dari inti galaksi. Diameter sinar secara horizontal ini ialah 5125 tahun bumi. Dengan kata lain, kalau bumi melintasi sinar ini akan memakan waktu 5125 tahun lamanya.

Orang Maya percaya bahwa semua benda angkasa pada galaksi setelah selesai mengalami reaksi dari sinar galaksi dalam siklus besar ini, akan terjadi perubahan secara total. Orang Maya menyebutnya, penyelarasan galaksi (Galatic Synchronization). Siklus besar ini dibagi menjadi 13 tahap, setiap tahap evolusi pun mempunyai catatan yang sangat mendetail. Arguelles dalam bukunya itu menggunakan banyak sekali diagram-diagram untuk menceritakan kondisi evolusi pada setiap tahap. Kemudian setiap tahap itu dibagi lagi menjadi 20 masa evolusi. Setiap masa itu akan memakan waktu 20 tahun lamanya.

Dari masa 20 tahun antara tahun 1992-2012 itu, bumi kita telah memasuki tahap terakhir dari fase Siklus Besar, bangsa Maya menganggap ini adalah periode penting sebelum masa pra-Galatic Synchronization, mereka menamakannya: The Earth Generetion Priod (Periode Regenerasi Bumi). Selama periode ini bumi akan mencapai pemurnian total. Setelah itu, bumi kita akan meninggalkan jangkauan sinar galaksi dan memasuki tahap baru: penyelarasan galaksi.

Pada 21 Desember 2012 akan menjadi hari berakhirnya peradaban umat manusia kali ini, dalam perhitungan kalender Maya. Sesudah itu, umat manusia akan memasuki peradaban baru total yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sekarang. Pada hari itu, tepatnya musim dingin tiba, matahari akan bergabung lagi dengan titik silang yang terbentuk akibat ekliptika (jalan matahari) dengan ekuator secara total. Saat itulah, matahari tepat berada di tengah-tengah sela sistem galaksi, atau dengan kata lain galaksi terletak di atas bumi, bagaikan membuka sebuah “Pintu Langit” saja bagi umat manusia.

Mulai 1992, bumi memasuki apa yang oleh bangsa Maya disebut ‘Periode Regenerasi Bumi”. Pada periode ini, Bumi dimurnikan, termasuk juga hati manusia, (ini hampir mirip ramalan orang Indian Amerika-Utara terhadap orang sekarang ini), subtansi yang tidak baik akan disingkirkan, dan substansi yang baik dan benar akan dipertahankan, akhirnya selaras dengan galaksi (alam semesta), ini adalah singkapan misteri dari gerakan sistem galaksi kita yang diperlihatkan oleh bangsa Maya.

Sejak tahun 1992 sampai 2012 nanti, bagaimana terjadi “pemurnian” dan bagaimana pula terjadi “regenerasi” pada bumi kita ini, tidak disebutkan secara detail oleh bangsa Maya. Dalam ramalan mereka pun tidak menyinggung tentang apa hal konkret yang memberikan semangat manusia untuk bangkit dari kesadaran dan bagaimana bumi mengalami permurnian, yang ditinggalkan oleh mereka kepada anak cucunya (barangkali tidak tercatat). Lantas, fenomena baru apa yang sudah bisa kita lihat sejak tahun 1992 sampai sekarang yang bisa kita kaitkan dengan ramalan bangsa Maya yang beradab itu?

Mungkin sudah diatur, bahwa kalender Maya tidak hilang dan sejarah manusia, dan harus diuraikan dengan kode oleh manusia sekarang. Namun ia tetap saja harus dilihat, apakah umat manusia yang terpesona oleh konsepsinya yang terbentuk sesudah kelahiran dapat menembus batas-batas untuk mengingatkan dan memahami kebenaran yang melampaui sistim pengetahuan kita.

Sebenarnya, jika ditinjau dari beberapa penelitian yang telah dilakukan saat ini. Memang pada beberapa dua dasawarsa belakangan ini, bumi sedang mengalami suatu siklus yang dinamakan pembalikan daya magnet kutub.

Pembalikan daya magnet kutub adalah proses yang terjadi pada waktu kutub utara dan kutub selatan saling bertukar posisi. Ketika ini terjadi, untuk beberapa saat medan magnet bumi mencapai Gauss nol, yang berarti bumi pada waktu itu punya daya magnet nol. Ketika ini terjadi bersamaan dengan perbalikan orbit sebelas tahunan kutub matahari, masalah besar akan terjadi.

Menurut perhitungan computer Hyderabad, pembalikan kutub Bumi dan Matahari dapat mengakibatkan masalah besar selain elektronik tidak bekerja dengan semestinya, burung yang bermigrasi kehilangan haluan, dan bermacam macam:

1. Sistem ketahanan tubuh semua hewan dan termasuk manusia akan banyak melemah.
2. Lapisan luar bumi akan mengalami pertambahan gunung berapi, pergerakan tektonik, gempa bumi, dan tanah longsor.
3. Medan magnet Bumi akan melemah dan radiasi alam semesta berasal dari matahari bertambah berlipat ganda mengakibatkan bahaya radiasi seperti kanker dan sebagainya tidak dapat dihindari
4. Benda-benda angkasa akan tertarik masuk ke Bumi
5. Daya gravitasi Bumi akan mengalami perubahan meskipun tidak diketahui bagaimana ia akan berubah.

Jika anda menambahkan semua skenario bencana yang mungkin terjadi, anda dapat dengan mudah mengatakan dengan kalimat sederhana ini, Bumi dapat menjadi tempat yang tidak cocok untuk ditinggali peradaban manusia pada 2012 ataupun mereka yang hidup dekat lapisan luar bumi. Hal ini mungkin saja dapat terjadi pada Mars jutaan tahun yang lalu.

Mungkin benar adanya apa yang dikatakan Bangsa Maya mengenai kehancuran perdaban manusia di tahun 2012 esok, hal tersebut tentunya dapat kita lihat dari sifat-sifat manusia zaman sekarang yang bagaimana moralnya, kelakuan telah sangat merosot dan alam-pun kelihatannya semakin tidak bersahabat dengan kita.

Di Indonesia sendiri seorang peramal mengatakan, “pada tahun 2012 nanti jumlah penduduk di Indonesia ini tinggal 40%”. Lalu ketika ditanya apa penyebabnya,dia menuturkan, “pada tahun itu sebuah bencana besar akan melanda Bumi secara Global, mungkin pada setiap negara nantinya hanya menyisakan 30%-40% kehidupan untuk kembali membangun kehidupan baru”.

Ramalan serupa juga diutarakan oleh Beberapa Biksu di Tibet yang terkenal dengan penguasaan clairvoyance-nya yang sangat baik. Mereka mengatakan pada awal tahun 2012 merupakan tahun paling mendebarkan bagi umat manusia di muka Bumi, dimana pada permulaan tahun, beberapa fenomena aneh akan banyak bermunculan. Namun dalam penutupnya, Para Biksu mengatakan Bumi akan terselamatkan oleh sebuah kekuatan besar yang melindungi mereka secara kasat mata, sehingga memungkinkan peradaban manusia tidaklah sepenuhnya musnah.

Pada 10 tahun belakangan ini Master Li Hongzhi mengajarkan prisip karakter alam semesta “Zhen-Shan-Ren” (Sejati-Baik-Sabar) yang berefek untuk memurnikan hati manusia dan alam ini. Dalam waktu singkat pengikut latihan kultivasi jiwa dan raga ini telah lebih mencapai dari 200 juta orang yang tersebar lebih di 60 negara. Melalui kultivasi yang terus menerus latihan ini dapat menyapai tujuan menggantikan sel-sel tubuh manusia dengan materi energi tinggi dengan meningkatkan moral manusia sesuai dengan karakter alam semesta.

Tidak ada seorangpun yang bisa meramalkan kapan tepatnya kiamat itu datang. Tapi dilain sisi, akan ada regenarasi suatu peradaban yang diramalkan para Orang Bangsa Maya ditahun 2012 nanti. Ini bukanlah suatu kehancuran Alam semesta secara keseluruhan (Jadi belum bisa diartikan kiamat yang sebenarnya), mungkin nantinya secuil para manusia-manusia yang terselamatkan dari bencana akan kembali membangun tonggak peradaban baru yang lebih baik dan lebih bermoral daripada kita.

Senin, 27 Desember 2010

setelah kepunahan dinosaurus

Kepunahan dinosaurus seperti yang diyakini ilmuwan Barat menyebabkan mamalia tumbuh 1.000 kali lebih besar dari ukuran semula. Pembengkakan ukuran mamalia ditenggarai mamalia mengambil alih puncak rantai makanan yang semula diduduki dinosaurus. Pola itu menurut asumsi peneliti, terbukti ketika tikus Kastri, mamalia terkecil dunia, menjadi sangat besar. Pola serupa juga terjadi dengan Indricotherium, seekor badak zaman purba yang berukuran 18 meter yang bertalian darah dengan gajah Afrika.


Dr Jessica Theodor, peneliti dari University of Calgary, Kanada mengatakan pada dasarnya, ketika dinosaurus menghilang tiba-tiba muncul mamalia spesialis pemakan tumbuhan. "Tumbuhan sumber makanan yang terbuka. Mamalia mulai mencari dan mengkonsumsinya.  Pola konsumsi yang lebih efisien bagi herbivora ketika mamalia itu besar, "papar dia seperti dipublikasikan journal of science, Senin (28/11).

Hasil analisa fosil mamalia di seluruh dunia menunjukkan setelah dinosaurus menghilang 65 juta tahun yang lalu, ekosistem tidak butuh waktu lama untuk kembali menyesuaikan diri. "Selama 25 juta tahun, sistem diatur ulang secara maksimum bagi binatang-binatang. Salah satunya dalam hal ukuran tubuh, "kata Theodor "Itu sebenarnya dalam jangka waktu yang cukup singkat, secara geologis, evolusi berlangsung sangat cepat. "

Kesimpulan peneliti, ketika mamalia membagi bumi dengan dinosaurus, mereka tumbuh tidak lebih berat dari sekitar 10 kilogram. Selanjutnya,  setelah dinosaurus punah mamalia tumbuh menjadi mahluk berukuran maksimal 17 ton. "Tidak ada yang pernah menunjukkan pola ini benar-benar ada, "kata Dr Theodor. Dia menilai semua pihak berbicara tentang hal ini tetapi tak seorang pun pernah kembali dan melakukan perhitungan matematis. "Kami mengamati secara detail disetiap periode waktu, dan mengatakan OK, untuk kelompok mamalia apa yang terbesar? Dan kemudian kami memperkirakan massa tubuhnya. "

Sebelumnya, para peneliti mengumpulkan data Perissodactyla, mamalia yang memadukan fisik badak dan kuda, Proboscidea, nenek moyang gajah seperti mammoth dan mastodon, Xenarthra, nenek moyang trenggiling, dan pohon sloth serta armadillos. Hasil penelitian mencatat mamalia yang hidup di daerah beriklim dingin tumbuh lebih besar lantaran mereka membutuhkan medium menyimpan panas tubuh.

Tak perlu terlalu serius membaca tulisan ini, anggaplah sebagai suatu fiksi kalau anda tidak suka. Tapi, kalau anda mau serius dan sedikit membuka pikiran terhadap berbagai kemungkinan, ya, silahkan saja.”

Setelah berkonsultasi dengan “pakar” soal Atlantis dari Indonesia, saya dapat jawaban sebagai berikut: “Ada banyak versi tentang Atlantis, E. Cayce bilang bahwa Lemuria itu nama benuanya, dan Atlantis itu nama negaranya (diperkirakan eksis 24.000 – 10.000 SM.)

“Negara Atlantis itu terbagi dalam beberapa daerah atau pulau atau kalau sekarang istilahnya mungkin provinsi atau negara bagian. Daerah kekuasaan Atlantis terbentang dari sebelah barat Amerika sekarang sampai ke Indonesia. Atlantis menurut para ahli terkena bencana alam besar paling sedikit 3 kali sehingga menenggelamkan negara itu. “Jadi, kemungkinan besar Atlantis itu tenggelam tidak sekaligus, tetapi perlahan-lahan, dan terakhir yang meluluh lantakkan negara itu terjadi sekitar tahun 12.000 – 10.000 SM. Pada masa itu es di kutub mencair dan menenggelamkan negara itu. Terjadi banjir besar yang dahsyat, dan penduduk Atlantis pun mengungsi ke dataran-dataran yang lebih tinggi yang tidak tenggelam oleh bencana tersebut. Itulah sebabnya di beberapa kebudayaan mulai dari timur sampai barat, terdapat mitos-mitos yang sejenis dengan kisah perahu Nabi Nuh. Kenapa bisa ada berbagai mitos sejenis dengan kisah perahu Nabi Nuh pada berbagai peradaban di dunia pada masa lalu? Kemungkinan besar karena memang mitos itu berasal satu “kejadian yang sama” dari satu kebudayaan dan tempat yang sama.
“Setelah negeri Atlantis tenggelam, maka penduduk Atlantis itu pun mengungsi ke daerah yang lebih tinggi yang sekarang kita kenal dengan Amerika, India, Eropa, Australia, Cina, dan Timur Tengah. Mereka membawa ilmu pengetahuan-teknologi dan kebudayaan Atlantis ke daerah yang baru.”
Di kalangan para Spiritualis, termasuk Madame Blavitszki — pendiri Teosofi — yang mengklaim bahwa ajarannya berasal dari seorang “bijak” dari benua Lemuria di India. Di dalam kebudayaan Lemuria, spiritualitasnya didasari oleh sifat feminin, atau mereka lebih memuja para dewi sebagai simbol energi feminin, ketimbang memuja para dewa sebagai simbol energi maskulin.
Hal ini cocok dengan spiritualitas di Indonesia yang pada dasarnya memuja dewi atau energi feminin, seperti Dwi Sri dan Nyi Roro Kidul (di Jawa) atau Bunda Kanduang (di Sumatera Barat, Bunda Kanduang dianggap sebagai simbol dari nilai-nilai moral dan Ketuhanan). Bahkan di Aceh pada masa lalu yang dikenal sebagai Serambi Mekkah pernah dipimpin 5 kali oleh Sultana (raja perempuan) sebelum masuk pengaruh kebudayaan dari Arab yang sangat maskulin. Sebelum itu di kerajaan Kalingga, di daerah Jawa Barat/Jawa Tengah sekarang, pernah dipimpin oleh Ratu Sima yang terkenal sangat bijak dan adil. Di dalam kebudayaan lain, kita sangat jarang mendengar bahwa penguasa tertinggi (baik spiritual atau politik adalah perempuan), kecuali di daerah yang sekarang disebut sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah masa Atlantis (Lemuria) ada 5 ras yang berkuasa, yaitu: kulit kuning, merah, coklat, hitam, dan pucat. Pada masa itu kebudayaan yang menonjol adalah kulit merah, jadi kemungkinan besar kebudayaan Indian/Aztec/Maya juga berasal dari Atlantis. Tetapi, kemudian kebudayaan itu mengalami kemunduran dan selanjutnya kebudayaan kulit hitam/coklat di India yang mulai menguasai dunia. Inilah kemungkinan besar jaman kejayaan yang kemudian dikenal menjadi Epos Ramayana (7000 tahun lalu) dan Epos Mahabarata (5000 tahun lalu). Tetapi, kemudian kebudayaan ini pun hancur setelah terjadi perang Baratayuda yang amat dahsyat itu, kemungkinan perang itu menggunakan teknologi laser dan nuklir (sisa radiasi nuklir di daerah yang diduga sebagai padang Kurusetra sampai saat ini masih bisa dideteksi cukup kuat).
Selanjutnya, kebudayaan itu mulai menyebar ke Mesir, Mesopotamia (Timur Tengah), Cina, hingga ke masa sekarang. Kemungkinan besar setelah perang Baratayuda yang meluluhlantakkan peradaban dunia waktu itu, ilmu pengetahuan dan teknologi (baik spiritual maupun material) tak lagi disebarkan secara luas, tetapi tersimpan hanya pada sebagian kecil kelompok esoteris yang ada di Mesir, India Selatan, Tibet, Cina, Indonesia (khususnya Jawa) dan Timur Tengah. Ilmu Rahasia ini sering disebut sebagai “Alkimia”, yaitu ilmu yang bisa mengubah tembaga menjadi emas (ini hanyalah simbol yang hendak mengungkapkan betapa berharganya ilmu ini, namun juga sangat berbahaya jika manusia tidak mengimbanginya dengan kebijakan spiritual)
Kelompok-kelompok esoteris ini mulai menyadari bahwa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tanpa mengembangkan kebajikan spiritual, akan sangat berbahaya bagi peradaban dunia. Itulah sebabnya kelompok-kelompok esoteris ini memulai kerjanya dengan mengembangkan ilmu spiritual seperti tantra, yoga, dan meditasi (tentu saja dengan berbagai versi) untuk meningkatkan Kesadaran dan menumbuhkan Kasih dalam diri manusia. Ajaran-ajaran spiritual inilah yang kemudian menjadi dasar dari berbagai agama di dunia. Sedangkan ilmu pengetahuan dan teknologi disimpan dahulu dan hanya diajarkan kepada orang-orang yang dianggap telah mampu mengembangkan Kesadaran dan Kasih dalam dirinya.
Tetapi, manusia memang mahluk paling ironik dari berbagai spesies yang ada di bumi. Berabad kemudian, ilmu spiritual ini justru berkembang menjadi agama formal yang bahkan menjadi kekuatan politik. Agama justru berkembang menjadi pusat konflik dan pertikaian di mana-mana. Sungguh ironik, ilmu yang tadinya dimaksudkan untuk mencegah konflik, justru menjadi pusat konflik selama berabad-abad. Tetapi, itu bukan salah agama, melainkan para pengikut ajaran agama itulah yang tidak siap memasuki inti agama: spiritualitas.
Pada abad pertengahan di Eropa, masa Aufklarung dan Renaissance, kelompok-kelompok esoteris ini mulai bergerak lagi. Kali ini mereka mulai menggunakan media yang satunya lagi — ilmu pengetahuan dan teknologi — untuk mengantisipasi perkembangan agama yang sudah cenderung menjadi alat politis dan sumber konflik antar bangsa dan peradaban. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang selama ini disimpan mulai diajarkan secara lebih luas. Kita mengenal tokoh-tokoh seperti Leonardo Da Vinci, Dante Alegheri, Copernicus, Galelio Galilae, Bruno, Leibniz, Honore de Balzac, Descartes, Charles Darwin bahkan sampai ke Albert Einstein, T.S. Elliot, dan Carl Gustave Jung adalah tokoh-tokoh ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni modern yang berhubungan — kalau tidak bisa dikatakan dididik — oleh kelompok-kelompok esoteris ini.
Tetapi, sejarah ironik kembali berkembang, kebudayaan dunia saat ini menjadi sangat materialistis. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang seharusnya digunakan untuk “menyamankan” kehidupan sehari-hari manusia, sehingga manusia punya lebih banyak waktu untuk mengembangkan potensi spiritualitas di dalam dirinya, justru menjadi sumber pertikaian dan alat politik. Konflik terjadi di mana-mana. Ribuan senjata nuklir yang kekuatannya 10 – 100 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945, kini ada di bumi, dan dalam hitungan detik siap meluluhlantakkan spesies di bumi.
Belum lagi eksploitasi secara membabi buta terhadap alam yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan pemanasan global di mana-mana. Menurut para ahli, hutan di bumi saat ini dalam jangka seratus tahun telah berkurang secara drastis tinggal 15%. Ini punya dampak pada peningkatan efek rumah kaca yang menimbulkan pemanasan global, diperkirakan kalau manusia tidak secara bijak bertindak mengatasi kerusakan lingkungan ini, maka 30 sampai 50 tahun lagi, sebagian besar kota-kota di dunia akan tenggelam, termasuk New York City, Tokyo, Rio De Jenero, dan Jakarta. Dan sejarah tenggelamnya negeri Atlantis akan terulang kembali.
Jaman ini adalah jaman penentuan bagi kebudayaan “Lemuria” atau “Atlantis” yang ada di bumi. Pada saat ini dua akar konflik, yaitu “agama” dan “materialisme” telah bersekutu dan saling memanfaatkan satu sama lain serta menyebarkan konflik di muka bumi. Agama menjadi cenderung dogmatik, formalistik, fanatik, dan anti-human persis seperti perkembangan agama di Eropa dan timur tengah sebelum masa Aufklarung. Esensi agama, yaitu spiritualitas yang bertujuan untuk mengembangkan Kesadaran dan Kasih dalam diri manusia, malah dihujat sebagai ajaran sesat, bid’ah, syirik, dll. Agama justru bersekutu kembali dengan pusat-pusat kekuasaan politik, terbukti pada saat ini begitu banyak “partai-partai agama” yang berkuasa di berbagai negara, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Di sisi lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan pada paham materialisme juga sudah terlanjur menguasai dunia. Persekutuan antara kaum agama dan materialisme, atau “agama-materialistik” ini mulai menggejala di mana-mana, berwujud dalam bentuk-bentuk teror yang mengancam dunia.
Sudah saatnya, para spiritualis di “Lemuria” mulai bersatu kembali. Segala pertikaian remeh-temeh tentang materialisme-spiritualistik atau spiritualisme-materialistik harus diselesaikan sekarang. Tugas yang sangat penting tengah menanti, bukan tugas profetik, tetapi tugas yang benar-benar menyangkut keberlangsungan eksistensi seluruh spesies di “Lemuria”, di bumi yang amat indah ini. Tugas ini tidak bisa dikerjakan oleh satu dua orang Buddha atau Nabi atau Wali atau Resi atau Avatar seperti pada masa lalu. Tetapi, seluruh “manusia-biasa” juga harus terlibat di dalam tugas ini.
Jika hipotesis Prof. Santos*) memang benar, bahwa Atlantis pada masa lalu itu berada di Indonesia, maka hal itu berarti kita yang tinggal di sini punya tugas yang penting. Ini bukan suatu kebetulan. Kita yang tinggal di Indonesia harus bangkit kembali, bangkit Kesadarannya, bangkit Kasihnya, bangkit sains dan teknologinya untuk mengubah jalannya sejarah Lemuria yang selama ini sudah salah arah.
Kejayaan masa lalu bukan hanya untuk dikenang, atau dibanggakan, tetapi harus menjadi “energi-penggerak” kita untuk mengambil tanggung jawab dan tugas demi kejayaan Indonesia dan keberlanjutan peradaban Lemuria beserta seluruh spesies yang ada di bumi ini. Seperti kata Bapak Anand Krishna, dalam bukunya yang bertajuk Indonesia Jaya, “Masa depanmu jauh lebih indah dan jaya daripada masa lalumu, wahai putra-putri Indonesia!”
Indonesia Jaya!
ahmad yulden erwin
CATATAN:
*) Prof. Arysio Nunes Santos is a Nuclear Physicist with a Ph. D. in Nuclear Physics and a Free-Docency in Physical-Chemistry. In the course of his protracted professional career as a scientist, Prof. Santos also worked as a geologist and climatologist, disciplines he came to master, making substantial contributions to Ice Age Theory, particularly in what concerns Catastrophism and the reality of the Flood, the cataclysm which ultimately led to the demise of Atlantis-Eden.
Prof. Santos also wrote several other books and articles on Science and Engineering, as well as on arcane subjects such as Symbolism, Alchemy, the Holy Grail, Comparative Mythology and Religion, etc.. Pursuing these studies with a multi-disciplinary approach based on both the Exact and the Human Sciences, as well as the more traditional disciplines, the author finally managed to discover Atlantis’ true location; to prove its identity with Eden and the other traditional Paradises, and to reconstruct in detail the secret history of the Lost Continent described by Plato and several other ancient sages.
A gifted amateur linguist, Prof. Santos masters several tongues, including Greek, Latin, Sanskrit and Dravida, which are essential for the understanding of the ancient myths on Paradise and its destruction by the Universal Flood. This knowledge has enabled him to decipher Etruscan and Pelasgian, the languages of the predecessors of the Greeks and the Romans in the Mediterranean region. Prof. Santos traced these languages back to Sanskrit and Dravida, establishing an ineluctable connection with the East Indies, the true site of Atlantis.
Sumber: http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/

Benua Altlantis yang hilang menurut Prof. Santos dari Brasil.
Cover buku Prof. Santos yang menghebohkan tentang kemungkinan bahwa Benua Atlantis yang hilang itu justru berada di Indonesia.

bantahanan teori musnahnya dinosaurus yang disebabkan asteroid

Teori popular yang menyatakan bahwa semua dinosaurus mengalami kepunahan akibat hantaman asteroid 65 juta tahun silam, kini mendapat tantangan baru. Pasalnya, menurut para ilmuwan penentang teori ini berdasarkan data terakhir menunjukkan kawah Chicxulub di Meksiko yang diduga terbentuk akibat tabrakan asteroid tersebut terbentuk 300.000 tahun sebelum dinosaurus punah. Artinya, kawah itu jauh sudah ada.

Mengutip pemberitaan Daily Mail, Selasa (28/4) disebutkan dinosaurus darat mengalami kepunahan bersama dengan burung-burung dan sejumlah kelompok mamalia lainnya yang dikenal dalam peristiwa kepunahan Cretaceous-Tertiary. Bukti dampak asteroid purba ditemukan di bawah batas lapisan tanah Cretaceous-Tertiary, permukaan sedimen geologi yang berkaitan dengan kepunahan.

Namun sample-sample tanah dari kawah selebar 112 mil menunjukkan dampak punahnya dinosaurus terjadi sekitar 300.000 tahun. Pernyataan riset terkini itu dipaparkan dalam Journal of the Geological Society pekan ini.

Dalam tulisan yang dipublikasikan Proceedings of the National Academy of Sciences, kelompok ilmuwan yang dipimpin  Profesor Gerta Keller dari Universitas Princeton, mengatakan, rentang waktu 300.000 tahun itu membuat mereka berpikir tabrakan Chicxulub bukanlah penyebab punahnya dinosaurus.

Disebutkan sejumlah letusan vulkanik berskala besar termasuk yang di Deccan Traps, India bisa jadi penyebab kepunahan massal dengan melepas abu pasir dan gas dalam jumlah besar yang mampu menutupi sinar matahari dan mengakibatkan dampak rumah hijau yang signifikan kala itu.

Teori sebelumnya diyakini sebuah asteroid raksasa menghantam bumi sekitar 65 juta tahun silam. Namun, para ahli menyangsikan dampak tersebut sebagai pemicu punahnya dinosaurus.

Para ilmuwan juga menemukan bukti bahwa Chicxulub tidak berdampak begitu dramatis terhadap kelangsungan hidup mahluk hidup. Di satu lokasi di El Penon, para peneliti menemukan 52 spesies ada di sejumlah sedimen di bawah lapisan spherule dan jumlah 52 spesies itu masih tetap ada di beberapa lapisan di atasnya. "Kami menemukan tidak ada satu spesies pun yang mengalami kepunahan akibat dampak Chicxulub pada tahap sediment itu," jelas Professor Keller.














Kejadian seperti itu kiranya akan membuat angkasa sangat tercemar oleh abu gunung api sehingga bintang mulai punah.


Suhu tubuhnya turun banyak sekali kalau udaranya dingin, dan matanya lalu mengantuk. Dinosaurus mungkin telah punah karena tidak tahan iklim sangat dingin.

Keruntuhan Teori Evolusi Tentang Dinosaurus


Salah satu cerita yang begitu menarik perhatian kita saat ini adalah cerita tentang dinosaurus. Karena dinosaurus sudah musnah, maka data yang digunakan untuk membahas hanya melalui fosil-fosil saja. Kelihatannya dinosaurus dalam bentuk fosil, memiliki tubuh yang besar sekali dan tampak menakutkan, sehingga binatang-binatang fosil itu dinamakan sebagai 'Dinosaurus' oleh seorang Inggris, Richard Owen pada 1842. Kata itu kata komposisi yang berasal dari kata-kata Yunani, yaitu 'deinos' yang berarti 'menakutkan' dan 'sauros' yang berarti 'kadal', sehingga binatang itu berarti 'kadal raksasa' yang tergolong dalam jenis reptilia.

Walaupun telah terbukti secara ilmiah tentang keberadaan dinosaurus di atas permukaan bumi serta sampai berapa lama binatang tersebut melangsungkan kehidupannya di bumi, namun terdapat pendapat-pendapat yang berbeda-beda antara para ilmuwan.

Menurut deskripsi rekaman tentang dinosaurus dalam ensaklopedia Encarta yang dibuat Microsoft, dinosaurus adalah sejenis reptilia yang sudah musnah dan yang telah diam di bumi selama selang waktu antara 250 juta tahun sampai 65 juta tahun yang lalu. Perhitungan umur ini berdasarkan asumsi yang dikemukakan oleh teori evolusi.

Fosil dinosaurus ditemukan pertama kali oleh Dr. Gideon pada tahun 1822, dan kemudian pada tahun 1842 binatang fosil itu dinamakan 'dinosaurus' yang berarti kadal raksasa.

Pada akhir zaman abad ke-18, di sebuah lembah yang terletak di dekat Grand Canyon di Provinsi Arizona, sekelompok pengunjung serta Hubber yang memiliki jabatan kepala kehormatan Museum Ilmu Purbakala di Oakland menemukan lukisan di batu yang menunjukkan dinosaurus bersama dengan manusia. Selain hal tersebut di sungai Paluxi yang terletak di dekat Glen Rose di Texas, fosil jejak kaki dinosaurus ditemukan bersama-sama dengan fosil jejak kaki manusia. Di sini timbul pertanyaan, jika dinosaurus hidup di bumi pada masa antara 230 juta tahun yang lalu dan 65 juta tahun yang lalu seperti yang dikemukakan dalam teori evolusi, bagaimana manusia dapat menggambarkan lukisan dinosaurus yang belum pernah dia lihat dan bagaimana fosil jejak kaki dinosaurus itu dapat ditemukan bersama dengan fosil jejak kaki manusia dalam lapisan tanah yang lama? Karena itu perkiraan umur fosil yang diperhitungkan menurut evolusi tersebut sangat sulit dipercayai.

Memasuki akhir abad ke-20, ilmu pengetahuan tentang kehidupan berkembang secara luar biasa, sehingga penganalisaan jejak makhluk hidup yang hidup di bumi menjadi sesuatu yang biasa meski hal tersebut merupakan sesuatu yang lama sekalipun. Namun, cara pendekatannya sering didasarkan asumsi evolusi, sehingga analisanya pun sering tergantung pada asumsi teori evolusi. Meskipun pendekatannya dilakukan dengan cara demikian, hasil pembahasan atau analisa tentang jejak makhluk hidup di bumi pada masa yang lalu tersebut sering bertentangan secara langsung dengan suatu hasil analisa yang didapat melalui hipotesis evolusi.

Yang Pertama di antaranya adalah penemuan tulang dinosaurus yang belum menjadi fosil. Tyrannosaurus Rex disebut raja dinosaurus. Pada awal tahun 1992 sekelompok ilmuwan dari Universitas Provinsi Montana melaporkan adanya sebagian dari tulang kaki dalam dinosaurus tersebut yang belum menjadi fosil. [M. Morell. Science 261, pp. 160-162 (1993)]

Mary Schweitzer yang sedang belajar dalam program S3 pada waktu itu menemukan sel darah ketika membahas potongan-potongan tipis dari tulang dinosaurus melalui mikroskop. Jikalau benar perhitungan usia evolusi, maka tulang tersebut berumur paling tidak 650 juta tahun. Dalam usia yang begitu tua, bagaimana sel-sel darah itu masih terdapat di dalam tulang dinosaurus? Hal tersebut benar-benar membuktikan kesalahan asumsi teori evolusi yang mengatakan bahwa dinosaurus telah musnah dalam kurun waktu yang sekian juta tahun yang lalu. Sebaliknya laporan ini membuktikan bahwa dinosaurus punah dalam kurun waktu yang tidak begitu lama.


Yang kedua adalah bahwa 'heme containing compound' atau 'hemohlohin breakdown products 'yang sebenamya berada di dalam sel darah merah dikeluarkan dari tulang dinosaurus tersebut. [M. H. Schweitzer et al., Proc. Natl. Acad. Sci., USA 94, 6291-6296 (1997)].

Hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah adalah pengantar oksigen di dalam hewan berdarah panas (warm-blooded), namun yang mengejutkan kita adalah bahwa bagaimana hemoglobin yang seharusnya berada di hewan berdarah panas terdapat di dalam tulang dinosaurus yang dianggap reptilia, yaitu hewan berdarah dingin. Dengan diketahuinya bahwa dinosaurus bertelor, evolusionis berpikir bahwa dinosaurus digolongkan ke dalam reptilia yang berdarah dingin.

Menurut teori evolusi, jenis reptilia mengalami proses evolusi, lain berubah menjadi jenis burung atau mamalia. Jikalau hal ini benar, maka hancurlah fondasi tentang asumsi evolusi yang mengatakan bahwa jenis dinosaums melalui evolusi berubah menjadi burung atau mamalia.

Yang ketiga adalah membandingkan gen yang diambil dari dinosaurus dengan jenis makhluk hidup lain. Evolusionis berpikir bahwa dinosaurus termasuk klasifikasi reptilia yang bertelor yang mengalami evolusi untuk menjadi burung menurut pohon system evolusi.

Pada tahun 1994, dilaporkan bahwa DNA dari tulang dinosaurus yang ditemukan di Provinsi Utah dapat diambil dengan teknik amplikasi DNA (DNA amplification technique). [S. R. Woodward et al., Science 266, pp 1229-1232 (1994)]

Hasil analisa susunan struktur DNA (Mitochondrial Cytochrome b) menunjukkan kemiripan dengan mamalia daripada burung atau reptilia dari segi homology. Kadang-kadang hasil itu menunjukkan kebersamaan dengan apa yang dimiliki manusia sampai kadar 88%. Dari hasil analisa tersebut, kelompok ilmuwan yang menyertai Hedges & Schweitzer mengklaim bahwa gen manusia terkontaminasi saat percobaan amplikasi DNA dinosaurus itu dilakukan. Namun, karena percobaan dilakukan secara independen oleh tim penelitian lain, misalnya tire Henikoff dan tim Allard, mengemukakan juga bahwa dinosaurus lebih dekat pada mamalia daripada burung, [S.B. Hedges et al., Science 268, p. 1191 (1995), S. Henikoff Science 268, p.1192 (1995), M. W. Allard et al., Science 268, p. 1192 (1995)] maka begitu diragukan kebenaran ilmiah dari asumsi teori evolusi yang mengatakan bahwa dinosaurus terklasifikasikan untuk menuju ke jenis burung dalam pohon sistem evolusi.

Walaupun beberapa laporan mengemukakan secara ilmiah seperti diatas, namun para evolusionis mempertahankan keyakinannya tentang masa keberadaan dinosaurus, yakni berada dalam kurun waktu antara 230 juta tahun yang lalu dan 65 juta tahun yang lalu, selain itu mereka tidak mau mempercayai fakta bahwa manusia berada bersama dengan dinosaurus pada masa yang sama. Mereka langsung membuat kesimpulan tentang hasil yang bertentangan dengan hipotesa teori evolusi dengan mengungkapkan bahwa DNA dinosaurus yang dipakai untuk percobaan terkontaminasikan oleh manusia.

Sebenarnya pemikiran bahwa susunan DNA dinosaurus menunjukkan kemiripan dengan burung berdasarkan asurnsi bahwa Archaeopteryx yang dianggap 'missing link' atau nenek-moyang burung sedang mengalami transisi dari reptilia ke burung. Asumsi tersebut salah sama sekali karena fosil-fosil burung biasa pun ditemukan di dalam lapisan tanah yang sama di mana Archaeopteryx muncul.

Sampai sekarang evolusionis masih mencari dinosaurus yang berbulu yang kemungkinan dapat menjembatani antara reptilia dan burung melalui dukungan jurnal 'National Geographic'.

Pada musim gugur tahun 1999, berita yang mungkin begitu menggembirakan para evolusionis dilaporkan. Yaitu, pada 15 Oktober 1999, 'National Geographic Society' menawarkan waktu wawancara kepada para wartawan di Washington D.C. Mereka melaporkan bahwa fosil dinosaurus yang berbulu ditemukan yang bernama 'Archaoeraptor Liaoningensis'. Laporan tersebut ditulis di dalam magazine 'National Geographic' untuk bulan 11, 1999 dengan judul 'Feathers for T.rex? New bird-like fossils are missing links in dinosaur evolution".

Menurut artikel itu, "Binatang yang ditemukan kelihatan badannya seperti ayam kalkun. Binatang ini adalah benar-benar 'missing link' yang menjembatani untai evolusi yang terhilang di antara dinosaurus evolution. Makhluk hidup fosil tersebut hidup di bumi pada waktu antara 140 juta tahun dan 120 juta tahun yang lalu."

Analisa demikian dan mekanisme bagi Archaoeraptor tersebut diberikan oleh Steven Czerkas yang bekerja di "The Dinosaur Museum (Monticello, Utah)" dan Xinh Xu yang bekerja di "The Institute of Vertebrate Paleontology (Beijing, China)" dengan dukungan 'National Geographic'. Laporan tersebut dikira benar secara ilmiah. Kesimpulan tentang jenis Dinosaurus sebagai yang berbulu dari pembahasan fosilnya, dilakukan oleh Philip J. Curie yang bekerja di 'The Royal Tyrell Museum of Palaentology (Drumhellern Alberta).

Dengan demikian begitu luar biasa kejutannya kepada umum dari laporan yang diberitakan oleh 'National Geographic Society'. Laporan tersebut ditayangkan secara langsung oleh media massa tanpa tafsiran apapun dan jurnal-jurnal yang menunjukkan foto fosil itu diterbitkan. Apa lagi sebuah studio radio di Kanada melakukan wawancara khusus dengan Philip Curie selama beberapa waktu.

Namun, tidak lama, mimpi evolusi yang masih hijau tersebut mulai hancur. Menjelang bulan Januari tahun 2000, kepalsuan tentang fosil Archaoeraptor terbongkar. Pertanyaan-pertanyaan yang sangat tajam dilemparkan oleh Storrs L. Olson yang bekerja di "Smithonian Institution" sebagai ketua bagian jenis burung. Pertanyaannya adalah bahwa sesuatu dari fosil tersebut disusun secara sengaja dan diambil dari binatang-binatang yang lebih dari satu. Akhirnya, fosil itu dibuktikan sebagai kepalsuan yang dimainkan oleh Xing Xu yang dengan sengaja menyatukan dua fosil yang berbeda, yaitu fosil dinosaurus dan fosil burung. Sehingga, sekarang ini ilmuwan yang terkenal, Philip J. Curie yang bekerja di "The Royal Tyrell Museum of Paleontology" merasa malu sekali. Oslon dari Smithonian Institution memberi tafsirannya tentang penipuan itu sebagai berikut: "Sebenarnya origin dinosaurus yang berbulu dan yang mempunyai dua kaki adalah sesuatu yang diciptakan melalui keyakinannya sendiri yang sebenarnya hanya merupakan prasangka saja yang dilakukan oleh para ilmuwan yang memaksakan orang lain untuk menerima idenya melalui Jurnal Nature" (salah satu jurnal sains yang memimpin ide evolusi) dan juga 'National Geographic Society' (salah satu asosiasi yang paling merangsang suasana kepercayaan evolusi kepada umum) agar orang lain mengikuti keyakinan mereka.

Peristiwa ini benar-benar menunjukkan betapa besar praduga para evolusionis tersebut. Begitu jelas betapa tidak masuk akal dan betapa tebalnya pakaian yang menutup pemikiran mereka dengan praduga tentang asumsi bahwa dinosaurus sebagai salah satu jenis reptilia yang muncul di dunia pada 230 juta tahun yang lalu dan hidup selama 140 juta tahun sampai dengan 65 juta tahun yang lalu. Sebenarnya pra-hipotesa tentang terjadinya proses evolusi secara dari reptilia ke burung dan perkiraan perhitungan umur tidak berdasarkan fakta ilmiah, hanya merupakan praduga saja. Walaupun sejak munculnya teori evolusi Darwin semua data tentang dinosaurus diceritakan seperti sesuatu yang membuktikan evolusi, namun hasil penelitian akhir-akhir ini yang dilakukan dalam bidang ilmu budaya dan masyarakat membuktikan bahwa hipotesis teori evolusi yang memerlukan banyak 'missing link' tidak masuk akal, sebaliknya hal tersebut mendukung apa yang tertulis dalam Al Qur'an mengenai penciptaan makhluk hidup, yaitu penciptaan makhluk hidup yang dilakukan dalam bentuk lengkap sejak awal.

Aku mulai seneng baca buku2 serius waktu duduk di bangku SMU. Sebelumnya sih, aku suka baca buku komik n' cerita silat macam kho ping hoo, wiro sableng, mahesa edan, mahesa kelud, break shoot, kungfu boy, street fighter, dll. Buku-buku itu mungkin sebagai langkah awal aku suka baca buku-buku yang lebih serius (?), biarpun akibatnya aku jadi suka mengkhayal yang ngga karuan, mikirin jadi inilah, jadi itulah rese banget. Kalau mau cepet pinter yah awalnya kamu baca buku2 yg bermanfaat tapi waktu di kunyahnya cepet ancur alias bisa langsung di cerna alias lagi ngga lama2 dicernanya. Emang ada buku2 kayak itu? Ya banyak lah apalagi di zaman sekarang, dimana penerbit buku pada bermunculan. Buku2 jadi gampang di dapetin atau paling tdk kamu bisa minjem di perpus. Saya ambil contoh satu saja dulu dan kamu kudu baca sampai selesai buku itu. Yaitu buku karyanya Harun Yahya, Deep thinking. OOh iya, kamu kan sukanya baca novel fiksi. Kalau gitu silahkan baca saja mulai novel2 dari maimon herawati sampai asma nadia. Kalau kamu dah namatin satu novel saja dlm sehari. Mk di otak kamu kemudian akan ada kejutan2 listrik bertegangan tinggi. Si isi pengen keluar, karena dah ngga betah kena setrum terus. Nah..saat itulah waktu yg tepat bagi kamu utk nulis. Abis baca nulis, abis nulis baca lagi, abis baca lagi nulis lagi. Otak ini ngga bakalan abis menampung memori yg cuman secuil itu, kelak ia akan menyeleksi mana yg bermanfaat utk diingat dan mana yg tdk. Yg bermanfaat di simpan dalam Hardisk yg ngga bawa manfaat akan segera di delete. Hmm, mata sudah ngajak tidur. Ngantuk dan melelahkan. see u next time.
Kemenangan Bizantium


Penggalan berita lain yang disampaikan Al Qur'an tentang peristiwa masa depan ditemukan dalam ayat pertama Surat Ar Ruum, yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium, wilayah timur Kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan.

"Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang)." (Al Qur'an, 30:1-4)

Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)

Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Bizantium akan runtuh. Tetapi tepat di saat seperti itu, ayat pertama Surat Ar Ruum diturunkan dan mengumumkan bahwa Bizantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa+tahun lagi. Kemenangan ini tampak sedemikian mustahil sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini sebagai bahan cemoohan. Mereka berkeyakinan bahwa kemenangan yang diberitakan Al Qur'an takkan pernah menjadi kenyataan.

Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan Bizantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Bizantium, yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Bizantium. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)

Akhirnya, "kemenangan bangsa Romawi" yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur'an, secara ajaib menjadi kenyataan.

Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun di masa itu.

Dalam ayat ketiga Surat Ar Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah paling rendah di bumi ini. Ungkapan "Adnal Ardli" dalam bahasa Arab, diartikan sebagai "tempat yang dekat" dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata "Adna" dalam bahasa Arab diambil dari kata "Dani", yang berarti "rendah" dan "Ardl" yang berarti "bumi". Karena itu, ungkapan "Adnal Ardli" berarti "tempat paling rendah di bumi".

Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Bizantium dan Persia, ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania. "Laut Mati", terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi.

Ini berarti bahwa Bizantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini.

Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya mampu diukur dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, mustahil bagi siapapun untuk mengetahui bahwasannya ini adalah wilayah terendah di permukaan bumi. Namun, dalam Al Qur'an, daerah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Demikianlah, ini memberikan bukti lagi bahwa Al Qur'an adalah wahyu Ilahi.

Sumber: Harun Yahya

Penemuan 2 Planet Baru Mirip Bumi Berlimpah Air


Planet baru mirip BumiWah ada kabar baik lagi neh sob, yang ini datang nya dari eropa, tapi ane kagak tahu benar atau tidaknya. katanya Para ahli ruang angkasa dari Eropa sedang gencar-gencarnya mencari planet lain yang mirip dengan bumi. Dan pada Selasa 21 April lalu, mereka mengumumkan telah menemukan dua planet yang ukurannya hampir sama dengan bumi. Planet yang mereka temukan disebut Gliese 581 e. Sebelumnya, telah ditemukan planet yang berdekatan dan disebut Gliese 581 d. planet yang berada di luar tata surya kita, yang mirip dengan planet Bumi yang kita huni. jarak bumi dengan planet tersebut kurang lebih 20.5 tahun cahaya. planet yang mengorbit dalam waktu 13 hari pada bintang induknya itu diperkirakan memiliki kandungan air di permukaannya, dengan suhu planet 0 - 40 derajat celcius.

Kata Para ahli luar angkasa kedua tempat tersebut kemungkinan bisa dijadikan tempat tinggal manusia. wah bener gak ia,,?

"Adanya bebatuan dan karang pada planet tersebut membuat kami mengambil kesimpulan planet itu dapat dijadikan tempat tinggal oleh manusia," kata Michel Mayor, seorang ahli fisika astronomi dari University Geneva di Swiss.

Namun dalam banyak cara lainnya, planet ini adalah "binatang kejam yang sangat berbeda" dari Bumi yang kita tinggali, kata para ilmuwan.

"Pada dasarnya ini adalah satu samudera luas," kata kepala peneliti David Charbonneau dari Pusat Astrofisika Smithsonian, Universitas Harvard, Cambridge, Massachusetts.(Di planet ini) tidak ada satu pun benua yang mengambang di atas atau menyeruak dari air."

Ukuran Gliese 581 e adalah 1,9 kali ukuran bumi dan letaknya dekat dengan bintang yang menyinarinya. Gliese 581 d, dan Gliese 581 e, berada dalam konstelasi Libra dan ditemukan dengan menggunakan teleskop observatorium yang ada di La Silla, Chili.

Untuk membuat penemuan ini, para peneliti menggunakan peralatan yang sangat sensitif yang bisa mengukur perubahan kecil pada kecepatan sebuah bintang ketika terjadi tarik-menarik gravitasi dengan sebuah planet yang berdekatan.

Para astronom terpaksa menggunakan metoda tak langsung dalam mendeteksi planet tersebut karena teknologi teleskop yang dimiliki saat ini kesulitan merekam gambar obyek angkasa yang sangat jauh atau yang bercahaya redup -apalagi ketika obyek tersebut mengorbit dekat dengan bintang bercahaya.

Mungkin sekarang kita punya banyak pertanyaan apakah di sana ada kehidupan layaknya di bumi, jika ada makhluk apa yang menghuni, dan seperti apa,?